Sejarah dan Seluk-Beluk Kondisi Bisnis Properti Pusat Perbelanjaan di Jakarta
Penulis: Suwito Santoso
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo, 2011
Tebal: xi + 151 halaman
Jakarta dan Pusat Perbelanjaan merupakan kumpulan 18 artikel lepas penulis yang pernah terbit di media suratkabar dan majalah dalam kurun waktu 1997-2010. Artikel-artikel tersebut dibagi ke dalam bagian Jakarta, Pusat Perbelanjaan, dan Kesimpulan.
Bagian Jakarta berisi artikel-artikel kawasan belanja dan transportasi. Bagian Pusat Perbelanjaan terutama membahas mengenai plaza, mal, dan trade center. Sedangkan bagian Kesimpulan berisi tulisan “Pusat Perbelanjaan Dulu dan Sekarang”. Buku ini dilengkapi dengan lampiran daftar plaza/mal/trade centre di Jakarta, termasuk yang akan selesai dibangun tahun 2012-2013.
Pembahasan buku ini adalah pada pusat perbelanjaan (plaza, mal, trade centre) yang dibangun di Jakarta dan sekitarnya serta pemasarannya. Apa perbedaan plaza, mal, dan trade centre? Mengapa pembangunan trade centre menggiurkan? Bagaimana memasarkan pusat perbelanjaan? Fasilitas/prasarana pendukung apa saja yang harus disediakan dan seberapa besar? Yang jelas, lebar jalan dan parkir trade center yang sangat tidak memadai seharusnya menjadi perhatian pengelola kota dan juga pengembang.
Trade centre seharusnya menampung produk-produk industri dalam negeri dan berfungsi sebagai pusat perkulakan bagi pedagang dari dalam dan luar kota. Sayangnya industri dalam negeri masih lemah dan belum dapat mengisi pusat perkulakan sepenuhnya. Sebagai gantinya, barang-barang buatan Cina banyak dijual di sana dan trade centre berubah dari penjualan grosir menjadi penjualan eceran.
Meskipun artikel-artikel di buku ini sudah cukup lama ditulis, yaitu tahun 1997 ketika Indonesia mulai mengalami krisis moneter atau awal tahun 2000-an, tetapi tulisan-tulisan ini terasa masih relevan dengan kondisi saat ini.
Sayangnya buku ini tidak mengulas tentang pasar tradisional, hypermarket yang pada umumnya memiliki bangunan gedung sendiri, supermarket, serta minimarket yang menembus perumahan. Pembahasan mengenai kaki lima juga tidak secara khusus dilakukan, namun disandingkan dengan Jakarta dan mal. Pembahasan di dalam buku Jakarta dan Pusat Perbelanjaan ini masih dapat diperluas dan diperdalam.